h1

telaga percumbuan

September 11, 2006

dengan tante nie segalanya tenang. kamar serba putih, jendela lebar pembuka pandangan ke rumput hijau. seprei putih, lingerie putih, gairah yang jernih.

kadang dia perlakukan aku selayaknya bayi. dimanjakannya aku dalam pelukan, benamkan wajah ke ketiak putih bersih, emut puting merah dalam lembut. antara terangsang dan terbuai bercampur, muncul bergantian. kadang burungku mengeras oleh gairah, kadang terkulai hampir terkantuk lelap.

bertukar cerita dalam bisikan. dibimbingnya tanganku mengelus pelan kewanitaanya. vulva basah, bibir merah tipis terkuak, liang merah jambu lorong asmara tak rindukan hentakan, hanya selusup lembut pengantar kenikmatan betina.

tak ada gelinjang liar. hanya cubitan lembut jika aku keterlaluan. percumbuan panjang yang melelahkan tapi nikmat luar biasa. diseling tegukan air putih dan juice. sekali tinggalkan ranjang, ke toilet bersama, pipis bergantian. jemari lembut arahkan burung tegak agar urine tumpah di tempat yang tepat, tak berceceran basahi lantai kering kamar mandi. dia ajari aku mencebokinya dengan lembut.

percumbuan panjang. persetubuhan masih jauh. dalam peluk lembutku dia memakai lipstik lagi. cantiknya bertambah. puting merah dia olesi lipstik atas pintaku.

cubitan lembut, jeweran pelan mesra, tapi tak mengecilkanku sebagai lelaki, karena kecupan bibir menjadikanku yakin bahwa aku bukan lelaki loyo. padahal padahal padahal padahal… maniku menetes, bukan muncrat, akibat percumbuan panjang. tetes mani bening membasahi payudara 32. sisanya dia oleskan ke bibirnya.

wanita matang yang bisa yakinkan lelaki bahwa tak lama lagi penis kembali ereksi, sperma kembali memancar. tak ada perasaan gagal…

Tinggalkan komentar